gempa chilie

Gempa Mengguncang Chile

Minggu, 28 Februari 2010 20:38 WIB

Hanya berselang enam pekan setelah gempa bumi hebat yang mengguncang Haiti, gempa lebih hebat menggoyang Benua Amerika. Hari Sabtu giliran Chile yang diguncang gempa berkekuatan 8,8 pada Skala Richter.

Sejak tahun 1939, Chile langganan diguncang gempa dengan tingkat kerusakan yang sangat dahsyat. Bahkan sejak tahun 1973 paling tidak tercatat 13 kali gempa dengan kekuatan di atas 7 pada Skala Richter mengguncang negeri di paling selatan Amerika itu.

Dengan kekuatan gempa terakhir yang mencapai 8,8 pada Skala Richter, ancaman tsunami segera disampaikan ke seluruh negara yang berada di kawasan Samudera Pasifik. Australia, Jepang, Filipina, dan juga kita Indonesia bersiap-siap menghadapi datangnya tsunami.

Beruntung tsunami datang dengan gelombang yang tidak terlalu tinggi. Gelombang laut yang menerjang beberapa negara ketinggian hanya sekitar tiga meter.

Namun demikian kerusakan yang terjadi di Chile sangat dahsyat. Bangunan di seluruh kota negeri itu banyak yang rubuh, sementara jembatan layang patah, sehingga puluhan mobil yang sedang melintas di atas terguling-guling.

Presiden Chile Michelle Bachelet mengumumkan penundaan semua kegiatan publik untuk masa 72 jam. Waktu masuk sekolah yang semula dijadwalkan hari Senin ini diundur hingga tanggal 8 Maret mendatang.

Sejauh ini sekitar 215 orang dilaporkan tewas. Namun setidaknya sekitar dua juta penduduk menderita akibat gempa yang sangat kuat tersebut. Untuk itu Presiden Bachelet meminta warganya untuk meningkatkan rasa solidaritas. Perawatan kesehatan diimbau untuk diberikan kepada mereka yang paling menderita.

Meski masa jabatannya hanya tinggal beberapa hari lagi, namun perempuan presiden ini menunjukkan ketegasannya sebagai pemimpin. Dalam kondisi yang kacau balau, ia memerintahkan militer Chile untuk melaksanakan operasi penyelamatan warga.

Dengan sistem komando yang jelas serta disiplin yang tinggi, militer merupakan institusi yang paling efektif untuk menciptakan keamanan dan ketertiban. Pelibatan militer dalam misi penyelamatan tidak harus mengganggu sistem demokrasi yang berlaku.

Koordinasi dengan Presiden Terpilih, Sebastian Pinera pun berlangsung secara baik. Chile menunjukkan kematangan dalam berdemokrasi, di mana kekuasaan sepenuhnya dilaksanakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Gempa Chile menunjukkan bahwa kawasan Pasifik merupakan lingkaran api (ring of fire). Banyak gunung berapi di kawasan itu menunjukkan bahwa wilayah itu merupakan wilayah yang sangat aktif. Pergerakan lempeng Bumi di kawasan itu selalu menimbulkan gempa.

Pelepasan energi sentrifugal yang sangat besar di satu titik akan mengakibatkan pergerakan lempeng Bumi di sekitarnya. Kita tidak tahu kapan gempa yang baru akan terjadi, tetapi setelah gempa di Chile, negara-negara di kawasan Pasifik haruslah bersiap diri.

Termasuk yang harus diantisipasi adalah gelombang tsunami. Pada bulan Mei 1960 tidak jauh dari episentrum gempa hari Sabtu kemarin pernah terjadi guncangan gempa berkekuatan 9,5 pada Skala Richter yang menyebabkan lebih 1.600 orang tewas dan tsunami yang melanda seluruh kawasan Pasifik.

Dengan penguasaan ilmu dan teknologi, manusia dituntut untuk lebih mampu mengantisipasi datangnya bencana alam. Namun tetap dengan segala keterbatasannya, karena Tuhan Yang Maha Kuasa seringkali memiliki kehendak yang lain dalam menguji keimanan dan ketakwaan umat manusia.

Kita sangat bisa merasakan penderitaan yang dirasakan rakyat Chile. Tentunya penderitaan mereka diharapkan tidak separah rakyat Haiti yang hingga sekarang hidup dalam serba keterbatasan.

abcs